lg

lg
Rabu, 03 September 2014
0 komentar

Secercah Nasehat Untukmu







Mengambil pelajaran dan ibrah dari pelajaran umat terdahulu sangat dianjurkan bahkan ditekankan dalam syariat ini. Di antara dalil-dalil yang menyebutkannya adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla :

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf : 111) 

Juga datang dari sunnah Nabawiyah yang shahihah, di mana beliau mengisahkan kepada para shahabatnya kisah umat-umat terdahulu, sebelum umat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itupun karena keinginan yang kuat dari beliau agar para shahabatnya mendulang ibrah dan untaian mutiara yang tersimpan di dalam kisah tersebut.

Maka dari itu, berikut ini akan dituturkan sepenggal kisah dari umat terdahulu berupa nasihat yang disampaikan oleh orang tua kepada putrinya di saat hari pernikahannya. Dengan harapan semoga engkau bisa memetik pelajaran dan mengambil ibrah sebagai pegangan dirimu dalam mengarungi samudera, mengayuh bahtera sesama suami tercinta.

Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam Ahkamun Nisa’ berkata, “Dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair, dia mengisahkan :

‘Auf bin Mulham asy-Syaibani menikahkan putrinya dengan Ilyas bin al-Harits bin ‘Amr al-Kindi. Setelah sang putri dirias dan disiapkan untuk dibawa kepada suaminya, ibunya masuk menemuinya untuk berwasiat. Sang Ibu berkata,

“Wahai putriku! Seandainya wasiat tidak lagi diberikan kepada seseorang yang beradap utama atau bernasab mulia, pasti wasiat ini takkan kuberikan kepadamu dan kuhindarkan darimu. Akan tetapi, wasiat adalah peringatan bagi orang yang lalai dan pengetahuan bagi orang yang berakal.

Wahai putriku! Seandainya seorang wanita tidak membutuhkan suami karena kekayaan ayahnya dan karena sangat butuh dia kepada ayahnya, pastilah engkau menjadi orang yang paling tidak butuh kepada suami. Akan tetapi, wanita itu tercipta untuk pria, sebagaimana untuk wanitalah pria tercipta.

Wahai putriku! Sesungguhnya engkau hendak meninggalkan tanah kelahiranmu, dan rumah yang di dalamnya engkau tumbuh. Engkau menuju tempat yang asing dan teman yang belum kaukenal. Dan kekuasaannya dia menjadi tuanmu. Maka dari itu, jadilah budaknya, pasti dia juga menjadi budakmu. Jagalah sepuluh hal yang dapat menjadi simpanan berharga bagimu ini.

Perangai pertama dan kedua, bergaullah dengannya dengan penuh qana’ah, serta dengar dan taatlah kepadanya dengan baik. Dalam qana’ah ada kelapangan hati; dalam baiknya sikap mendengar dan taat ada ridha Rabbmu.

Ketiga dan keempat, jagalah perciuman dan penglihatannya. Jangan sampai matanya melihat pada dirimu sesuatu yang buruk, dan jangan sampai dia mencium darimu melainkan bau paling harum. Sesungguhnya perhiasan terbaik adalah celak, sedangkan wewangian terbaik adalah air.

Kelima dan keenam, perhatikanlah makanannya dan ciptakan suasana tenang pada waktu tidurnya. Panasnya rasa lapar akan menyulut emosi, sedangkan susah tidur membangkitkan kemarahan.

Ketujuh dan kedelapan, jagalah hubungan dengan sanak saudara dan keluarganya, serta jagalah hartanya. Menjaga harta menunjukkan baiknya pertimbangan, sedangkan memerhatikan sanak saudara dan keluarga menunjukkan baiknya pengaturan.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan menyebarkan rahasia, dan jangan pernah menentangnya dalam suatu urusan pun. Jika menyebarkan rahasianya, engkau tidak aman dari pengkhianatannya. Jika menentang perintahnya, engkau telah mengobarkan kemarahannya.

Kemudian, hati-hati wahai putriku! Jangan bergembira ketika dia bersedih, dan jangan bermuram durja ketika dia bergembira. Perilaku pertama merupakan kelalaian, sedangkan perilaku kedua merupakan penyusahan.

Muliakan, agungkan, dan temanilah dia semampumu!

Ketahuilah wahai putriku, bahwa engkau tidak akan sampai pada apa yang kau sukai dari dirinya hingga kau utamakan ridhanya di atas ridhamu, dan keinginannya diatas keinginanmu, baik pada perkara yang kau sukai maupun yang kau benci. Semoga Allah memberikan yang terbaik kepadamu dan menjagamu.”

Sang putri pun dibawa kepada suaminya.

Ternyata, dia memiliki peranan besar bagi suaminya itu. Dia melahirkan raja-raja yang berkuasa setelah ayah mereka. [60]

Disebutkan pula dalam Ahkamun Nisa’ bhwa Asma’ bintu Kharijah al-Firaziy berpesan kepada putrinya ketika menikah : “Sesungguhnya kamu -wahai putriku- telah keluar dari satu kehidupan dan akan memasuki jenjang kehidupan berikutnya, kamu akan menuju tempat tidur yang asing bagimu, bersama teman yang belum akrab denganmu.

Maka jadilah kamu baginya, niscaya dia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadilah hamparan baginya, niscaya dia akan menjadi tiang pengokohmu. Jadilah kamu budak wanitanya, niscaya dia akan menjadi budak laki-lakimu. Jangan kamu terus mendesaknya sehingga dia akan membencimu. Apabila dia memanggilmu maka mendekatlah, apabila dia mengeluh darimu maka menjauhlah. Jagalah hidung, telinga, dan matanya, jangan sampai dia mencium bau darimu kecuali wangi dan jangan sampai dia melihat kepadamu kecuali kecantikan.” [61]

Berikut ini akan dinukilkan satu kisah menarik dari sepanjang di malam pertamanya :

Seorang suami bercerita kepada temannya, “Selama dua puluh tahun hidup bersama, belum pernah aku melihat dari istriku perkara yang dapat membuatku marah.”

Maka berkata temannya dengan heran, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”

Suami tersebut berkata, “Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata, “Janganlah tergesa-gesa wahai Anu Umayyah.” Lalu ia berkata, “Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasulullah... Aku adalah wanita yang asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu, maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya, dan apa yang engkau tidak sukai niscaya aku akan meninggalkannya.”

Kemudian ia berkata, “Aku ucapakan perkataan ini dan aku mohon ampun kepada Allah untuk diriku dan dirimu.”

Berkata sang suami kepada temannya, “Demi Allah, ia mengharuskan aku untuk berkhutbah pada kesempatan tersebut. Maka aku katakan : Segala puji bagi Allah dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan keluarganya. Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya, maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai bukti untuk menyalahkanmu. Aku menyukai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu. Apa yang engkau lihat dari kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekan tutupilah.”

Istriku berkata, “Apakah engkau suka bila aku mengunjungi keluarganya?” Aku menjawab, “Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku” (yakni si suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung).

Ia berkata lagi, “Siapa di antara tetanggamu yang engkau suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk ? Dan siapa yang engkau tidak sukai maka aku pun tidak menyukainya ?”

Aku katakan, “Bani Fulan adalah kaum yang saleh dan Bani Fulan adalah kaum yang jelek.”

Berkata sang suami kepada temannya, “Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya. Dan aku hidup bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di permulaan tahun, tatkala aku pulang dari tempat kerjaku... Lalu ibu mertuaku berkata kepadaku, “Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?” Aku jawab, “Ia sebaik-baik istri.”

Ibu mertuaku berkata, “Wahai Abu Umayyah... Demi Allah, tidak ada yang dimiliki para suami di rumah-rumah mereka yang lebih jelek daripada istri penentang (lancang). Maka didiklah dan perbaikilah akhlaknya sesuai dengan kehendakmu.”

Berkata sang suami, “Maka ia tinggal bersamaku selama dua puluh tahun, belum pernah aku mengingkari perbuatannya sedikitpun kecuali sekali, itupun karena aku berbuat zalim padanya.” [62]


______o0o______


60. Ahkamun Nisa’ karya Ibnul Jauzi rahimahullah hal. 142-143
61. Ibid.
62. Al-Masyakil az-Zaujiyyah wa Hululuha fi dhau’il Kitab was Sunnah wal Ma’ariful Haditsiyah oleh Muhammad Utsman al-Khasyat, hal. 28-29

[Ditulis ulang dari : “Engkau Bukan Bidadari” hal. 65-72, oleh Abu ‘Umar ‘Ubadah]

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, sudah berkunjung di blog www.pemetik-ilmu.blogspot.com. Semoga bermanfaat ...


 
Toggle Footer
Top