lg

lg
Senin, 07 April 2014
0 komentar

Pencuri Di Penginapan


Kota Mekkah Al Mukarramah

Ada sebuah keperluan yang membuat Al-Imam Ahmad harus keluar meninggalkan ruang penginapan. 
Setelah selesai dari keperluan, Al-Imam Ahmad kembali ke penginapan. Ternyata kamar beliau disatroni dan dimasuki sekawanan pencuri. Pakaian dan barang perbekalan beliau telah hilang.

“Sekawanan pencuri telah masuk ke kamarmu dan mengambil pakaianmu!”, kata si pemilik penginapan melaporkan.

Al-Imam Ahmad langsung bertanya, 

“Dimanakah catatan-catatan hadits milikku?”

Rasa senang dan tenang segera mengisi seluruh ruang hati Al-Imam Ahmad ketika mendapatkan penjelasan dari si pemilik penginapan tentang catatan-catatan miliknya.

“Masih ada. Catatan-catatan milikmu masih berada di tempatnya, di lubang angin”

Subhanallah!

Tidak ada pertanyaan lain. Al-Imam Ahmad tidak mempedulikan pakaian, barang-barang ataupun perbekalan lainnya. Bagi beliau, dunia beserta isinya sekalipun tidak akan dapat dibandingkan dengan ilmu. Yang terpenting adalah ilmu.

“Dimanakah catatan-catatan hadits milikku?”

Catatan-catatan hadits itu adalah harta Al-Imam Ahmad yang paling berharga. Walaupun beliau memperoleh anugrah kekuatan hafalan dan ketajaman daya ingat, namun Al-Imam Ahmad memilih untuk menyampaikan riwayat dalam majlis tahdiits dengan cara membaca. Selain itu, catatan-catatan hadits tersebut adalah hasil jerih payah Thalabul Ilmi.

Luar biasa!

Pasti berbeda dengan kita, Akhi fillah? Barangkali di dalam hati kita belum tumbuh “rasa memiliki” terhadap ilmu. Buktinya, kita tidak bersungguh-sungguh untuk menjaga ilmu. Mungkin juga di dalam hati kita belum tumbuh “rasa sedih” pada saat ilmu yang pernah kita miliki kemudian hilang, sadar ataupun tidak sadar. Hilang karena maksiat dan dosa. Astaghfirullahal adziim

Al-Imam Syafi’i pernah di tanya tentang rasa haus beliau terhadap ilmu. Beliau menjawab,

“Setiap kali aku mendengar satu kalimat yang belum pernah aku dengar sebelumnya,seakan-akan seluruh anggota tubuhku ingin mempunyai telinga sehingga bisa merasakan nikmatnya mendengar ilmu, sebagimana dua telingaku mendengarnya.”


Masya Allah!

Bagi mereka, para ulama Islam, ilmu dan Thalabul Ilmi pasti mengalahkan segala-galanya. Demi ilmu, apapun akan mereka tempuh. Barangsiapa menempuh perjalanan demi ThalabulIlmi, pasti Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga.

Sebagai penutup, bolehkah kita bertanya kepada sesama kita,

“Dimanakah catatan-catatan ilmu milikmu?”

 [Diketik ulang  www.pemetik-ilmu.blogspot.com dari buku “Dari Ayunan Sampai Liang Lahat IMAM AHMAD rahimahullah Pemuda Ilmu dari Negeri Baghdad hal : 122-124
, Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz.]

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, sudah berkunjung di blog www.pemetik-ilmu.blogspot.com. Semoga bermanfaat ...


 
Toggle Footer
Top