lg

lg
Senin, 22 September 2014
0 komentar

Hukum Sholat Tidak Menghadap Ke Kiblat




Syaikh Ibnu 'Utsaimin rohimahulloh: 

سئل فضيلة الشيخ: إذا صلى جماعة إلى غير القبلة فما الحكم في تلك الصلاة؟

Fadhilatus Syaikh pernah ditanya: apabila sekelompok jama’ah menunaikan sholat mengarah selain kiblat maka apa hukum sholatnya tersebut?

فأجاب بقوله:
هذه المسألة لا يخلو من حالين: ←الحال الأولى: أن يكونوا في موضع لا يمكنهم العلم بالقبلة مثل أن يكونوا في سفر، وتكون السماء مغيمة، ولم يهتدوا إلى جهة القبلة فإنهم إذا صلوا بالتحري، ثم تبين أنهم على خلاف القبلة فلا شيء عليهم، لأنهم اتقوا الله ما استطاعوا، وقد قال تعالى: (فاتقوا الله ما استطعتم) [التغابن: ١٦]. وقال النبي صلى الله عليه وسلم: «إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم». وقال الله تعالى في خصوص هذه المسألة: (وللّه المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله إن الله واسع عليم) [البقرة: ١١٥]

Beliau menjawab dengan mengatakan:
Permasalahan ini tidak akan lepas dari 2 keadaan:

Keadaan Pertama: mereka berada pada suatu tempat yang tidak memungkinkan mengetahui (arah) kiblat seperti ketika mereka dalam keadaan safar, dan langit dlm keadaan mendung, dan tidak mendapatkan petunjuk kearah kiblat maka apabila mereka sholat setelah berusaha memastikannya, kemudian (setelahnya) ada kejelasan bahwa mereka telah menyelisihi kiblat maka tidak mengapa bagi mereka, karena mereka telah bertakwa semampu mereka, dan Alloh ta'ala berfirman: (فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ ) [سورة التغابن : 16] "Dan bertaqwalah kepada Alloh semampu kalian". [QS. At-At-Taghobun: 16]

Dan Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: «إذا أمرتُكم بأمرٍ فأتوا منه ما استطعتم» "Apabila aku perintahkan kalian dengan suatu perkara maka penuhilah darinya semampu kalian".

Dan Alloh Ta’ala berfirman secara khusus tentang masalah ini: (وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ) [سورة البقرة : 115] "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui." [Qs. Al-Baqarah: 115]

الحال الثانية: أن يكون في موضع يمكنهم فيه السؤال عن القبلة ولكنهم فرطوا وأهملوا ففي هذه الحال يلزمهم قضاء الصلاة التي صلوها إلى غير القبلة سواء علموا بخطئهم قبل خروج وقت الصلاة أم بعده، لأنهم في هذه الحال مخطئون خاطئون، مخطئون في شأن القبلة، لأنهم لم يتعمدوا الانحراف عنها، لكنهم خاطئون في تهاونهم وإهمالهم السؤال عنها، إلا أنه ينبغي أن نعلم أن الانحراف اليسير عن جهة القبلة لا يضر، كما لو انحرف إلى جهة اليمين أو إلى جهة الشمال يسيراً لقول النبي صلى الله عليه وسلم في أهل المدينة: «ما بين المشرق والمغرب قبلة». فالذين يكونون شمالا عن الكعبة نقول لهم ما بين المشرق والمغرب قبلة، وكذلك من يكونون جنوبا عنها، ومن كانوا شرقا عنها، أو غربا نقول لهم: ما بين الشمال والجنوب قبلة، فالانحراف اليسير لا يؤثر ولا يضر.

Keadaan Kedua: mereka berada pada suatu tempat yang memungkinkan mereka untuk bertanya tentang kiblat akan tetapi mereka meremehkan dan mengabaikan maka dalam kondisi ini wajib bagi mereka untuk mengqodho sholat yang telah mereka kerjakan tidak menghadap kiblat, sama saja apakah mereka tahu akan kesalahan mereka sebelum keluarnya waktu sholat atau setelahnya, karena mereka pada kondisi ini telah melakukan kesalahan dengan sengaja, mereka telah salah dalam hal kiblat, karena mereka tidak berusaha berpaling dari kesalahan kiblatnya, akan tetapi mereka telah salah dalam peremehan mereka dan sikap acuh mereka untuk bertanya tentang arah kiblat, hanya saja perlu diketahui bahwa menyimpang sedikit dari arah kiblat tidak merusak sholat, sebagaimana jika menyimpang ke arah kanan atau ke arah kiri sedikit berdasarkan sabda Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam tentang penduduk Madinah: «ما بين المشرق والمغرب قبلة» "Antara timur dan barat ada kiblat ".

Maka orang-orang yang berada di bagian utara dari kiblat kita katakan kepada mereka bahwa antara timur dan barat ada kiblat, dan demikian halnya orang-orang yang berada di bagian selatan dari kiblat, dan orang-orang yang berada di bagian timur dari kiblat, atau di bagian barat maka kita katakan kepada mereka: antara utara dan selatan ada kiblat, sehingga menyimpang (bergeser) sedikit tidak berdampak dan tidak merusak (sholat).

وهاهنا مسألة أحب أن أنبه عليها وهي: أن من كان في المسجد الحرام يشاهد الكعبة فإنه يجب أن يتجه إلى عين الكعبة لا إلى جهتها، لأنه إذا انحرف عن عين الكعبة لم يكن متجها إلى القبلة، وأرى كثيرا من الناس في المسجد الحرام لا يتجهون إلى عين الكعبة تجد الصف مستطيلا طويلا، وتعلم علم اليقين أن كثيرا منهم لم يكم متجها إلى عين الكعبة، وهذا خطأ عظيم يجب على المسلمين أن ينتبهوا له، وأن يتلافوه لأنهم إذا صلوا على هذه الحال صلوا إلى غير القبلة.
المصدر: مجموع فتاوى ورسائل العثيمين (٣٣٠)

Dan di sini ada sebuah persoalan yang aku ingin memperingatkan tentangnya yaitu: bahwa barangsiapa yang berada di Masjidil Haram melihat Ka’bah maka wajib untuk menghadap tepat ke bangunan Ka’bah bukan ke arahnya saja, karena jika dia bergeser dari bangunan Ka’bah maka dia tidak mengarah ke kiblat, dan aku telah melihat kebanyakan orang di Masjidil Haram mereka tidak menghadap ke bangunan Ka’bah Anda dapati shoff berbaris panjang, dan Anda tahu dengan pasti bahwa kebanyakan dari mereka tidak menghadap ke bangunan Ka’bah, dan ini adalah kesalahan besar yang wajib bagi kaum muslimin untuk memperhatikannya, dan agar menghindarinya karena mereka apabila sholat dalam keadaan seperti ini maka mereka sholat tidak menghadap kiblat.

Sumber: Majmu’ Fatawa wa rosail al-'Utsaimin (nomer: 330).

Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh.

WA Ahlus Sunnah Karawang

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih, sudah berkunjung di blog www.pemetik-ilmu.blogspot.com. Semoga bermanfaat ...


 
Toggle Footer
Top